Pertemuan
ke-10
PASIR
CETAK
Pasir silika dtemukan di banyak
tempat dan tersebar di seluruh Nusantara, sangat cocok untuk dijadikan cetakan
, karean tahan suhu tinggi tanpa terurai, harga nya murah, awet, butiran nya
mempunyai ukuran dan bentuk bermacam-macam. Namun angka muai nya cukup tinggi
dan mempunyai kecendrungan bereaksi (melebur) dengan logam cair. Pasir silika murni,
tidak dapat digunakan untuk menjadi cetakan, sebab pasir tersebut tidak
mempunyai daya pengikat diantara butir-butir nya, oleh karena itu sering
dicampur dengan lempung sebesar 8 s/d 15 %. Jenis tanah lempung yang sering
digunakan adalah:
- kaolin
- illit
- bentonit (sejenis abu vulkanik)
Pasir cetak alam sudah tercampur
dengan sejumlah lempung, sehingga bila digunakan untuk membuat cetakan baik
untuk besi, baja, maupun non-ferrous, tinggal menambahkan air secukup nya,
namun demikian pasir alam ini juga banyak mengandun bahan-bahan organik,
sehingga kurang baik untuk langsung dijadikan cetakan.
Pasir cetak sintetis (buatan),
terdiri dari butiran silika yang telah dicuci dan ditambahkan lempung sebanyak
3 sampai dengan 5 %, sedangkan jumlah air yang ditambahkan untuk memperoleh
kekuatan yang cukup memadai adalah kurang dari 5 %, sehingga gas yang
dilepaskan juga berkurang.
Ukuran dan jenis cetakan turut
menetukan ukuran butiran pasir, misalnya: cetakan yang kecil dan mempunyai
bentuk yang rumit, digunakan pasir yang halus, sehingga didapat benda cetak
yang baik.
Sebalik nya, untuk benda cor yang
besar, menggunakan pasir cetak yang lebih kasar, hal ini untuk memudahkan
pelepasan gas pada saat penuangan logam cair.
10.1. PENGUJIAN PASIR
Sifat-sifat pasir cetak perlu selalu
diketahui, untuk itu perlu dilakukan pengujiaan secara berkala, sebab
sifat-sifat tersebut dapat berubah akibat lingkungan nya, misal:
kotoran-kotoran atau pengaruh suhu yang tinggi.
Pengujian-pengujian yang lazim diaplikasikan
adalah untuk mengetahui sifat-sifat mekanik, untuk itu perlu diketahui
mengenai:
- permeabilitas ®
porositas pasir memungkin
kan pelepasan gas dan uap
saat penuangan logam cair
kedalam cetakan
- kekuatan ® harus memiliki gaya kohesi yang baik (kadar air dan lempung
bisa sangat mempengaruhi kemampuan sifat kohesi nya)
- ketahanan terhadap suhu tinggi ®
pasir harus tahan terhadap suhu tinggi tanpa ikut lebur
- ukuran dan bentuk butir ®
ukuran butiran pasir harus sesuai
dengan sifat permukaan yang
yang dihasilkan.
Secara umum, bentuk nya
harus tidak ter-
atur, sehingga
memiliki kekuatan ikatan yang memadai.
10.1.a. Pengujian Permeabilitas
Kemampuan pasir cetak
untuk dapat melepaskan gas dan uap akibat penuangan logam cair, tergantung
kepada beberapa faktor, antara lain:
- bentuk butiran pasir
- kehalusan butiran pasir
- tingkat pemampatan (mampu tekan)
- kadar air yang terkandung pada
pasir
- jumlah unsur-unsur pengikat (fluks)
Pasir cetak berbutir kasar, akan
mempunyai nilai permeabilitas yang lebih baik, dibandingkan dengan pasir cetak
berbutir halus. Namun tidak semua cetakan atau benda kerja, baik menggunakan
psir cetak dengan butiran kasar. Oleh karena itu, orang sering mencampur pasir
kasar dengan pasir halus agar nilai permeabilitas nya bisa berubah
10.1.b. Pengujian Kadar Air
Jenis cetakan yang dipakai dan
jenis logam cor, menentukan jumlah kadar air yang diperbolehkan ada pada pasir
cetak . Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil optimum, maka kadar air perlu
dikendalikan dengan baik. Salah satu cara yang paling baik untuk mengetahui
kadar air adalah dengan menimbang pasir sebelum dan sesudah dikeringkan.
Pada alat ukur kelembaban,
terdapat elemen pemanas dan peniup untuk mengeringkan pasir. Dari selisih berat
sebelum dan sesudah dikeringkan, maka dapat dihitung persentase kadar air,
dianjurkan, kadar air hanya boleh berkisar antara 2 s/d 8 % yang tergantung
pada jenis cetakan.
10.1.c. Pengujian Kadar Lempung
Dapur pemanas, biasanya
digunakan untuk menetukan kadar lempung, selain itu, diperlu kan juga:
timbangan dan pencuci pasir. Pasir dikeringkan, kemudian dicampur dengan
larutan soda kaustik, setelah beberapa lama, lempung akan terikat dengan
larutan soda, kemudian dibuang, agar hasil nya baik, proses tersebut dapat
diulangi sampai 2 atau 3 kali. Ada baik nya, sebelum dicampur dengan soda
kaustik, pasir tersebut di timbang,baru dibandingkan dengan berat setelah bersih
dari lempung.
10.2. PENGERTIAN
DAN CARA MENGHITUNG
BILANGAN AFA
Bilangan kehalusan pasir cetak (AFA);
per defenisi adalah: persentase berat x faktor tertentu, kemudian dijumlahkan
dan dibagi dengan persentase pasir tertinggal.
Bilangan kehalusan pasir AFA,
biasanya digunakan untuk membandingkan berbagai jenis pasir cetak dengan
menggunakan ayakan atau saringan.
·
Analisis Ayakan
Analisis ayakan digunakan untuk
pengukuran persentase distribusi ukuran butiran pasir. Ayakan yang digunakan
adalah 1 (satu) set standard NBS dengan ukuran (mesh) adalah: 6, 12, 20,
30, 40, 50, 70, 100, 140, 200 dan 270. Ayakan-ayakan dengan mesh tersebut,
disusun satu di atas lain, mulai dari
yang paling kasar sampai dengan yang paling halus dan seperangkat ayakan
tersebut diletak kan diatas mesin penggetar (vibrator), seperti terlihat pada
gambar ilustrasi berikut:
:
· Cara menghitung bilangan kehalusan pasir cetak, AFA
Ukuran Ayakan
|
Persentase pasir tertinggal
|
Faktor pengali
|
Hasil perhitungan
|
6
|
0
|
3
|
0
|
12
|
0
|
5
|
0
|
20
|
0
|
10
|
0
|
30
|
2,0
|
20
|
40,0
|
40
|
2,5
|
30
|
75,0
|
50
|
3,0
|
40
|
120,0
|
70
|
6,0
|
50
|
300,0
|
100
|
20,0
|
70
|
1400,0
|
140
|
32,0
|
100
|
3200,0
|
200
|
12,0
|
140
|
1680,0
|
270
|
9,0
|
200
|
1800,0
|
Alas
|
4,0
|
300
|
1200,0
|
Jumlah
|
90,5
|
-
|
9815,0
|
Dengan demikian bilangan
kehalusan AFA =
10.2.a. Pasir Cetak
Tidak semua pasir yang ada, baik
digunakan untuk membuat cetakan, diperlukan beberapa syarat, antara lain adalah:
-
bentuk
bekas model/pola harus tetap (tidak berubah) pada saat model di ambil
-
harus
tahan terhadap aliran logam cair yang melewati nya, artinya tidak terjadi reaksi
antara logam cair dengan pasir cetak nya.
-
pori-pori
nya harus memungkinkan udara keluar pada saat penuangan
-
harus
mudah di bentuk
-
mempunyai
ukuran yang seragam
-
harus
mudah di bongkar.
· Jenis
pasir cetak (lihat gambar dibawah ini):
-
pasir
yang dekat dengan pola
-
pasir
yang jauh dari pola
· Jenis
zat pelapis permukaan bekas model:
-
grafit
(bubukan atau dicampur air)
-
jelaga
-
bubukan
arang
· Jenis
pasir yang jauh dari permukaan bekas model:
-
grafit
dengan bubukan: france cholk
-
grafit
dengan dicampur air: steatite
· Jenis
pasir yang dekat dari permukaan pola:
-
alami:
pasir silika, pasir gemuk/kurus (tergantung kandungan tanah liat nya)
-
sintetis
· Yang
terpenting: - grain size sangat
kecil/halus yang diutamakan, tetapi bukan debu
- kandungan air nya, antara (4 ¸ 8) %.
10.2.b. Menentukan Kekuatan Pasir
Untuk menentukan daya tahan
dan daya ikat pasir cetak basah maupun kering, maka ada beberapa hal yang perlu
dilakukan, yakni:
- percobaan tekan
- percobaan tarik
- percobaan geser dan percobaan
terhadap kekuatan melintang (shear)
Namun dari pengalaman diketahui,
bahwa, bila variabel kekuatan tekan dari pasir cetak, maka sudah daapat di
asumsi mewakili besaran-besaran yang lain nya.
Percobaan-percobaan ini sangat diperlukan,
mengingat bahwa pasir pada dasar nya bersifat rapuh.
Dibawah ini dapat dilihat suatu alat
atau mesin yang digunakan untuk mengukur kekuatan pasir.
Pasir cetak setelah bersih dicampur
dengan zat-zat pengikat (biasanya disebut: Contoh), kemudian dibentuk
sedemikian rupa seperti poros silindris, berukuran, panjang dan diameter sama,
yaitu 50 mm. Contoh ini kemudian diletakkan pada mesin (lihat gambar) dan
diberi beban dengan laju pembebanan yang konstan. Dari sini akan dapat diketahui
kekuatan dari pasir cetak.
10.3. PERALATAN UNTUK PERSIAPAN PASIR
CETAK
Bila pasir cetak
dipersiapkan dengan baik, maka akan dihasil kan cetakan yang baik pula,
sehingga dapat diharapkan benda cor yang dihasilkan, juga akan baik.
Pada dasar nya, setiap pasir yang
dipersiapkan untuk cetakan, harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut: - bahan
pengikat harus tersebar merata
- kadar air terkendali
- permukaan butiran pasir harus
basah
- pasir bebas dari kotoran
- pasir terlepas, tidak ber
gumpal-gumpal
- suhu pasir sama dengan suhu
ruang (ambiance temperature)
Untuk mendapatkan pasir cetak yang
baik, maka biasanya dipergunakan mesin pencampur atau mesin penggiling pasir,
seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Mesin jenis ini mempunyai 2 (dua)
roda yang berputar pada poros mendatar serta mengitari poros utama mesin yang
ditempat kan secara vertikal. Pasir setelah masuk, lalu digiling, ditekan dan
diaduk selama beberapa menit, sampai kemudian terbentuk campuran yang merata
antara pasir cetak dengan bahan-bahan pengikat nya.
Cetakan dari pasir, pada dasar nya
merupakan cetakan sekali pakai, karena umum nya setelah dipakai, cetakan akan
rusak, namun pasir bekas cetakan ini masih dapat di “daur ulang”, untuk
kemudian dijadikan cetakan kembali. Dibawah ini dapat dilihat satu unit
perangkat pengolahan pasir bekas.
Setelah logam cair dituangkan dan
membeku, cetakan dibongkar di daerah ujung ban berjalan (conveyer), setelah
pasir bekas diayak untuk memisahkan kotoran-kotoran dan pasir yang sangat
kasar, pasir melalui ban berjalan yang lebih kecil masuk kedalam alat pemisah
magnetik untuk memisahkan potongan-potongan besi yang terdapat pada pasir
tersebut.
Kemudian pasir masuk kedalam elevator
ember, disaring, kemudian disimpan ditempat khusus, setelah itu, pasir diberi
hembusan aliran udara, agar butiran pasir terlepas-lepas untuk memudahkan
pembuatan cetakan.
No comments:
Post a Comment